Studium Generalle Prepare Your Future With Enterpreneship 4.0 di Universitas Katolik Widya Karya Malang dengan narasumber Wakil Wali Kota Malang, Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko. Salah satu kegiatan yang diadakan secara daring di masa pandemik Covid-19 di kampus UKWK. Bung Edi, sapaan Sofyan Edi Jarwoko menyampaikan di era revolusi industri 4.0 ini semua dituntut untuk kreatif. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus bisa menjemput keuntungan bonus demografi. “Kita harus bisa manfaatkan kondisi saat ini, secara kreatif memanfaatkan peluang yang ada untuk bisa sukses berwirausaha,” tegas Bung Edi yang juga sebagai pengusaha properti dan kopi. Indonesia masih perlu terus menambah skor human capitalnya. Hal itu disebabkan kerena jumlah jiwa entrepreneur-nya sangat minim di banding dengan negara lain. Dengan kondisi saat ini, maka harus dihadapi dengan berbagai hal baru yang bisa masuk ke pasar. Tujuannya untuk menciptakan efek pasar yang kuat. Dengan jalan itu nantinya akan bisa menciptakan pasar baru yang bisa merubah struktur pasar yang telah lalu. Di masa pandemi saat ini arahnya semua sudah serba digital. Baik muda maupun tua semua dituntut untuk bisa beradaptasi. Kalau tidak ingin tertinggal,” sambungnya lagi. Ia mengajak semua orang untuk selalu belajar mencari solusi atas berbagai permasalahan yang ada. Jangan menyerah akibat pandemi Covid-19, namun justru menjadi kesempatan untuk berinovasi dan mengembangkan diri. 

Sementara itu, Rektor University Widya Karya Frater Dr Klemens Mere, mengatakan ada dua aspek utama dalam pengembangan sistem pendidikan tinggi. Pertama, kini Indonesia sedang bertransformasi, dari negara berkembang menjadi negara maju yang salah satu syaratnya adalah 2 persen dari total populasi adalah entrepreneur. Saat ini, berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, ada 3,1 persen (sekitar 8 juta entrepreneur) dari total populasi di Indonesia yang menjadi entrepreneur. Namun kondisi ini ternyata tidak cukup mampu mendudukkan Indonesia setara dengan negara-negara maju atau negara tetangga seperti Singapura. Penyebabnya, karena jumlah entrepreneur di Indonesia memang terus bertambah, tetapi di luar negeri, terutama negara-negara maju juga bertambah. “Jadi kalau Indonesia mau mengimbangi negara-negara maju kita harus terus memperbesar jumlah entrepreneur,” ujarnya optimis.